Narsisme Pada Kepemimpinan: Menghargai Kerendahan Hati
Banyak pemimpin mengalami "narsisme percakapan." Mereka secara konstan memutar pembicaraan pada diri mereka sendiri ketika bertemu dengan orang lain. Mereka tidak melewatkan kesempatan untuk berbicara tentang pengalaman masa lalu, pembelajaran, dan prestasi mereka, bahkan ketika anggota tim membawa masalah spesifik kepada mereka. Hal ini memiliki efek yang signifikan pada orang lain. Dalam salah satu lokakarya kepemimpinan yang pernah penulis ikuti pada awal karir, pelatih itu indah menggambarkan kerendahan hati sebagai: "Kerendahan hati seperti tepian sungai yang memberikan arah pada air yang mengalir tanpa memiliki air tersebut." Seperti tepian sungai, seorang pemimpin menyatukan konteks bersama untuk mengalirkan energi orang-orang. Seorang pemimpin memungkinkan aliran (kemajuan) dengan memberdayakan orang lain, mengajukan pertanyaan yang tepat, mendampingi orang lain, dan belajar dalam prosesnya. Fokus percakapan kepemimpinan adalah kebutuhan orang lain,